Jumat, 04 Mei 2012

Laporan ney..


LAPORAN PRAKTIKUM 1 TAKSONOMI PHANEROGAMAE
PINOPHYTA (GYMNOSPERMAE)







                                                                  Oleh:
          Nama                   : Rini Sulastri
          NIM                    : 1410160067
          Kelas                   : Biologi B
          Kelompok            : 3
          Semester              : IV
          Asisten                : 1. Eva Purnama Sari
                                        2. Zaenal Mustopa








LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2012

PINOPHYTA (GYMNOSPERMAE)

  I.            TUJUAN
1.    Untuk menemukan ciri-ciri familia-familia dalam kelas Cycadopsida, Gnetopsida, dan Coniferopsida.
2.    Mengklasifikasikan masing-masing spesimen berdasarkan karakteristiknya.

    II.            DASAR TEORI
Gymnospermae adalah tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji. Gymnospermae berbeda dengan tumbuhan berbunga (Angiospermae) karena bakal biji pada tumbuhan Gymnospermae telanjang, tidak tertutup oleh daun buah (carpel). Bakal biji terdapat pada daun yang bermotidifikasi atau pada ujung-ujung daun tertentu. Bakal biji tersebut bersama-sama membentuk kerucut (Strobilus). Tumbuhan Gymnospermae ini memiliki habitus semak, perdu, atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan bercabang-cabang.
Gymnospermae tidak memeliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk stabilus jantan dan strobilus betina. Pada umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada Gymnospermae hamper selalu dengan cara anemogami ( bantuan angin ). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relative panjang. Gymnospermae dibagi menjadi 4 kelas namun sekarang dianggap sebagai divisi tersendiri, yaitu:
·         Cycadophyta ( sebagai kelas berakhiran –psida, sehingga menjadi Cycadopsida )
·         Pinophyta ( Pinopsida )
·         Gnetophyta ( Gnetopsida )
·         Ginkgophyta ( Ginkgopsida )
Pinophyta atau Gymnospermae merupakan suatu kelompok tumbuhan yang sudah ada sejak zaman Palaeozoikum. Kelompok-kelompok yang lebih kecil dari Pinophyta berkembang pada akhir Palaeozoikum dan awal mesozoikum kemudian menyusut pada akhir mesozoikum seiring dengan punahnya dinosaurus. Pada kenozoikum hanya tinggal 4 kelas dengan adanya penambahan kelompok Gnetopsida. Di daerah tropis hanya ditemukan 3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Kelas Ginkgopsida hanya ditemukan di daerah subtropics seperti jepang, China dan Aerika utara.

 III.            ALAT DAN BAHAN
-          Alat :                                                               - Bahan :                     
-          Buku gambar                                                   - Cycas rumphii
-          Alat tulis                                                         - Pinus merkusii
- Gnetum gnemon

 IV.            LANGKAH KERJA
1.      Mengambil specimen tumbuhan kemudian amti secara bergantian  untuk setiap karasteristik.
2.      Mengamati habitusnya dan  percabangan  bantang dan  bentuk tajuk.
3.      Mengamti daun yang termasuk jenis daun, pertulangan daun, dan duduk daun.
4.      Mengamati secara rinci struktur alat perkembangbiakannya, membedakan antara stobilus jantan dan betina. Memperhatikan juga apakah strobilus tersebut berada pada satu tanaman atau berbeda tanaman.
5.      Khusus Gnetum gnemon dan memperhatikan habitusnya dan alat perkembangbiakannya berupa kerucut  jantan maupun betina tersusun dalam bentuk bulir. Mengamati kerucut jantan , dimana letak benang sarinya dan pada kerucut betina tunjukan perianthumnya. Menyebutkan cirri-ciri spesifiknya Gnetum gnemon  yang menyerupai tumbuhan angiospermae.
6.      Membuat gambar dan klasifikasi masing-masing specimen berdasarkan spesifikasi yang telah diamati.


    V.            PEMBAHASAN
Berdasakan pengamatan yang kami lakukan pada praktikum Taksonomi Phanerogamae mengenai Pinophyta pada beberapa spesimen divisi Pinophyta berdasarkan karakteristiknya serta ciri umum meliputi batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil dan distribusi seks-nya. Dari kelas Cycadopsida kami mengamati tumbuhan Cycas rumphii (Pakis haji), dari kelas Gnetopsida kami mengamati Gnetum gnemon (Melinjo) dan dari kelas Coniferopsida kami mengamati tumbuhan Pinus merkusii (Pinus).
Pengamatan pertama yaitu pada Cycas rumphii (Pakis haji).
Klasifikasi Cycas rumphii (Pakis haji) :
Regnum    : Plantae
Divisi        : Pinophyta
Class         : Cycadopsida
Ordo         : Cycadales
Famili        : Cycadaceae
Genus        : Cycas
Spesies      : Cycas rumphii
Berdasarkan pengamatan pertama pada Cycas rumphii (Pakis haji) yang kami amati berkelamin betina, hal ini ditunjukkan dengan strobilusnya berupa makrosporofil dan adanya megasporofil. Sebagian besar anggota Cycadophyta hidup di daerah tropis dan subtropics. Pada umumnya anggota Cycadophyta adalah tanaman yang berukuran besar, Habitus Cycas rumphii (Pakis haji) pohon hampir mirip dengan palma, dan berkayu dengan percabangan monopodial, dimana kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetatif dan hanya akan mati kalau terjadi kerusakan. Bentuk penampang batang Cycas rumphii (Pakis haji) adalah bulat (silindris). Daunnya termasuk daun majemuk pinatus yang paripinatus hal ini ditunjukkan oleh ujung daunnya yang bercabang. Tepi daunnya rata (entire), duduk daun/filotaksis yang dimilikiny adalah roset batang atau roset apikal. berumah dua (dioucieous) dimana alat kelaminya yakni strobilusnya terpisah antara jantan dan betinanya. Strobilus jantanya letaknya terminal, sedangkan strobilus betinanya letaknya aksilar. Jumlah makrosporofil dan mikrosporofilnya banyak. Maskrofilnya terletak aksilar sedangkan mikrosporofil terletak di terminal.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/88/Cycas_rumphii_BotGard1105MalePlantWithCone11.JPG/250px-Cycas_rumphii_BotGard1105MalePlantWithCone11.JPG





      Strobilus betina Cycas rumphii (Pakis haji).      Strobilus jantan Cycas rumphii (Pakis haji).
Berdasarkan pengmatan pada Cycas rumphii (Pakis haji) betina memiliki Megasporofil yang seperti bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat. Terdapat ovul sebagai bakal biji yang jumlahnya delapan.
Berdasarkan referensi, beberapa Cycas rumphii (Pakis haji) yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung pati dalam jumlah yang lumayan. Selain itu, Cycas rumphii (Pakis haji) biasa ditanam orang sebagai penghias pekarangan rumah.
Pengamatan kedua yaitu pada Pinus merkusii (Pinus).
Klasifikasi Pinus merkusii (Pinus) :
Regnum    : Plantae
Divisi        : Pinophyta
Class         : Coniferopsida
Ordo         : Coniferales
Famili        : Coniferaceae
Genus        : Pinus
Spesies      : Pinus merkusii
Berdasarkan pengamatan kedua pada Pinus merkusii (Pinus) yang meupakan spesies yang banyak tumbuh di daerah dingin. Habitus Pinus merkusii (Pinus) adalah pohon yang berkayu karena mengandung lignin, umumnya tidak keras dan tidak berwarna hijau dengan satu batang utama. Termasuk pola percabangan monopodial yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya. Bentuk penampang batang tumbuhan ini adalah bulat/silindris ditunjukkan oleh batangnya dari pangkal sampai ke ujung hampir tidak ada perbedaan, melainkan memiliki besar yang sama.
Filotaksis/duduk daun Pinus merkusii (Pinus) adalah berbekas/fascicied. Pertulangan daunnya adalah bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis). Bentuk daunnya adalah jarum yang panjang dengan duduk daun tersebar. Selain itu Pinus mercusii memiliki daun dengan tepi daun rata (Entire), terdiri dari daun tunggal (Folium Simplex) yang terdiri dari satu helai daun tanpa adanya persendian (artikulasi) pada dasar.
Pinus merkusii (Pinus) termasuk tumbuhan berumah satu (Monoceus) dimana alat perkembangbiakannya berupa strobilus jantan dan betina dapat ditemukan dalam satu pohon. Letak strobilus jantannya terminal sedangkan  letak betinanya aksilaris. Berdasarkan pengamatan, strobilus betina lebih besar daripada yang jantannya. Memiliki jumlah makrofil banyak letak melingkar dan jumlah mikrofilnya 6 nodus terletak di terminal dengan posisi yang tersebar. Pada strobilus betina terdapat bagian berupa makroklorofil, terdapat sayap yang dilindungi oleh integumen luar. Sedangkan pada strobilus jantan bentuknya lonjong, kecil dan berwarna kekuningan berjumlah banyak. Mikrofilnya mudah terbawa angin sehingga penyerbukan Pinus merkusii (Pinus) dibantu oleh angin yang disebut dengan istilah anemogami.






Strobilus jantan Pinus merkusii (Pinus)          Strobilus betina Pinus merkusii (Pinus)
Pinus merkusii (Pinus) mempunyai banyak manfaat buat Manusia sebagai Obat. Pohon ini banyak dijumpai didaerah yang berbukit dan pegunungan serta sekarang sudah di tanam sebagai  pohon Industri. Pohon pinus yang biasa kita lihat didaerah pegunungan menghasilkan getah yang sangat berguna. Hasil dari getah pinus itu bisa menghasilkan minyak terpentin yang mengandung senyawa terpene yaitu salah satu isomer hidrokarbon tak jenuh dari C10 H163 terutama monoterpene alfa-pinene dan beta-pinene, terpentin biasanya digunakan sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak,bahan campuran vernis yang biasa kita gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku kimia lainnya. Aroma terpenting harum seperti minyak kayu putih, karena keharumannya itu terpentin bisa digunakan untuk bahan pewangi lantai atau pembunuh kuman yang biasa kita beli, tapi ada lagi kegunaan lain dari terpentin sebagai bahan baku pembuat parfum, minyak esensial dari getah pinus ini diekstrak sehingga bisa menghasilkan terpinol yaitu alfa-terpinol merupakan salah satu dari 3 jenis alkohol isomer beraroma harum. Pohon Pinus di anggap produktif kalau sudah berumur sekitar 10 sampe 15 tahun namun itu masih belum maksimal tapi sudah bisa di hasilkan getah yang bagus walaupun hasilnya tidak begitu banyak. Karena untuk mendapatkan getah itu pohon pinus harus di sadap (di coak bagian pohonnya pake alat khusus).
Pengamatan ketiga yaitu pada Gnetum gnemon (Melinjo).
Klasifikasi Gnetum gnemon (Melinjo) :
Regnum    : Plantae
Divisi        : Pinophyta
Class         : Gnetopsida
Ordo         : Gnetales
Famili        : Gnetaceae
Genus        : Gnetum
Spesies      : Gnetum gnemon
Berdasarkan pengamatan pertama pada Gnetum gnemon (Melinjo) yang kami amati berkelamin betina, karena tampak dari strobilus yang dihasilkannya.  Gnetum gnemon (Melinjo) merupakan satu-satunya contoh yang diamati dalam kelas Gnetopsida. Merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan batang yang berkayu serta pola percabangan monopodial. Daunnya jenis majemuk  dengan tepi yang rata atau entire, duduk daunnya berhadapan serta memiliki pola pertulangan daun yang menyirip (penninervis). Merupakan tumbuhan yang diceous (berumah dua) dimana strobilus jantan dan betina terpisah pada pohon berikutnya, letak keduanya adalah sama-sama aksilaris. Jumlah mikrosporofil dan makrosporofil banyak dan berkarang. Dalam satu nodus biasanya terdapat 6 ovul yang berbentuk oval.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/64/Melinjo.jpg/200px-Melinjo.jpg




Strobilus jantan Gnetum gnemon (Melinjo)   Strobilus betina Gnetum gnemon (Melinjo)
Habitus bijinya yang terbuka atau lebih tepatnya sifatnya lebih mendekati tumbuhan berbiji terbuka. Artinya semakin mendekati sifat tumbuhan berbiji terbuka maka Pinophyta ini sudah semakin maju.
Gnetum gnemon (Melinjo) jarang dibudidayakan secara intensif. Manfaatnya yaitu kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping..Kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.












 VI.            KESIMPULAN
Berdasarkan paktikum Taksonomi Phanerogamae mengenai Pinophyta pada beberapa spesimen dan pembahasan di atas dapat disimpukan :
1.      Pinophyta memiliki 3 kelas, yakni Cycadopsida, Conifeopsida, dan Gnetalopsida
2.      Kelas Cycalopsida diwakili oleh spesies Cycas rumphii dari familia Cycaceae. Kelas Coniferopsida diwakili yaitu Pinus mercusii. Untuk kelas Gnetalopsida diwakili oleh Gnetum gnemon.
3.      Ciri dari ordo Cycadales adalah memiliki bentuk seperti paku tiang dengan duduk daun roset.
4.      Ciri dari ordo Coniferales adalah memiliki perubahan bentuk daun serupa jarum seperti pada Pinus
5.      Ciri dari Ordo Gnetales adalah ovulumnya lebih tertutup dari ordo yang lainnya sehingga dikatakan lebih maju seperti pada Gnetum gnemon.
6.      Semakin jauh kekerabatnnya/kemiripannya dengan tumbuhan paku dan lebih mirip dengan tumbuhan berbiji tertutup maka dapat dikatakan bahwa tumbuhan tersebut sudah lebih maju dari yang lainnya.














DAFTAR PUSTAKA

Fitografi
Muspiroh, Novianti dkk. 2012. Panduan Praktikum Taksonomi Panerogamae. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
http://id.wikipedia.org/wiki/melinjo (diakkses 23 Maret 2012 pukul 15.00 WIB)
http://en.wikipedia.org/wiki/pakishaji (diakkses 23 Maret 2012 pukul 15.00 WIB)
http://www.plantamor.com/index.php (diakses 26 Maret 2012 pukul 20.00 WIB)




















LAMPIRAN
       a)                                            b)                                     c)




a)      daun majemuk Cycas rumphii (Pakis haji); b)            Pinus merkusii (Pinus);
c) Gnetum gnemon (Melinjo).
        d)                                                               e)











d)megasporofil dari Cycas rumphii (Pakis haji); e)strobilus betina dari Gnetum gnemon (Melinjo).

f)                                                            g)












       f)strobilus betina dari Pinus merkusii (Pinus); g)strobilus jantan dari Pinus merkusii (Pinus).