LAPORAN PRAKTIKUM 1 TAKSONOMI PHANEROGAMAE
PINOPHYTA
(GYMNOSPERMAE)
Oleh:
Nama
: Rini Sulastri
NIM :
1410160067
Kelas
: Biologi B
Kelompok : 3
Semester : IV
Asisten : 1. Eva Purnama Sari
2.
Zaenal Mustopa
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2012
PINOPHYTA
(GYMNOSPERMAE)
I.
TUJUAN
1.
Untuk menemukan ciri-ciri familia-familia dalam kelas Cycadopsida,
Gnetopsida, dan Coniferopsida.
2.
Mengklasifikasikan masing-masing spesimen berdasarkan karakteristiknya.
II.
DASAR
TEORI
Gymnospermae adalah tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji.
Gymnospermae berbeda dengan tumbuhan berbunga (Angiospermae) karena bakal biji
pada tumbuhan Gymnospermae telanjang, tidak tertutup oleh daun buah (carpel).
Bakal biji terdapat pada daun yang bermotidifikasi atau pada ujung-ujung daun
tertentu. Bakal biji tersebut bersama-sama membentuk
kerucut (Strobilus). Tumbuhan Gymnospermae ini memiliki habitus semak, perdu,
atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan
bercabang-cabang.
Gymnospermae
tidak memeliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk
stabilus jantan dan strobilus betina. Pada umumnya berkelamin tunggal namun ada
juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada Gymnospermae hamper selalu dengan
cara anemogami ( bantuan angin ). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relative
panjang. Gymnospermae dibagi menjadi 4 kelas namun sekarang dianggap sebagai
divisi tersendiri, yaitu:
·
Cycadophyta
( sebagai kelas berakhiran –psida, sehingga menjadi Cycadopsida )
·
Pinophyta
( Pinopsida )
·
Gnetophyta
( Gnetopsida )
·
Ginkgophyta
( Ginkgopsida )
Pinophyta
atau Gymnospermae merupakan suatu kelompok tumbuhan yang sudah ada sejak zaman
Palaeozoikum. Kelompok-kelompok yang lebih kecil dari Pinophyta berkembang pada
akhir Palaeozoikum dan awal mesozoikum kemudian menyusut pada akhir mesozoikum
seiring dengan punahnya dinosaurus. Pada kenozoikum hanya tinggal 4 kelas
dengan adanya penambahan kelompok Gnetopsida. Di daerah tropis hanya ditemukan
3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Kelas Ginkgopsida
hanya ditemukan di daerah subtropics seperti jepang, China dan Aerika utara.
III.
ALAT DAN BAHAN
-
Alat : -
Bahan :
-
Buku
gambar - Cycas rumphii
-
Alat tulis -
Pinus merkusii
- Gnetum gnemon
IV.
LANGKAH KERJA
1.
Mengambil
specimen tumbuhan kemudian amti secara bergantian untuk setiap karasteristik.
2.
Mengamati
habitusnya dan percabangan bantang dan
bentuk tajuk.
3.
Mengamti
daun yang termasuk jenis daun, pertulangan daun, dan duduk daun.
4.
Mengamati
secara rinci struktur alat perkembangbiakannya, membedakan antara stobilus
jantan dan betina. Memperhatikan juga apakah strobilus tersebut berada pada
satu tanaman atau berbeda tanaman.
5.
Khusus Gnetum gnemon dan memperhatikan
habitusnya dan alat perkembangbiakannya berupa kerucut jantan maupun betina tersusun dalam bentuk
bulir. Mengamati kerucut jantan , dimana letak benang sarinya dan pada kerucut
betina tunjukan perianthumnya. Menyebutkan cirri-ciri spesifiknya Gnetum gnemon yang menyerupai tumbuhan angiospermae.
6.
Membuat
gambar dan klasifikasi masing-masing specimen berdasarkan spesifikasi yang
telah diamati.
V.
PEMBAHASAN
Berdasakan pengamatan yang kami lakukan pada praktikum
Taksonomi Phanerogamae mengenai Pinophyta pada beberapa spesimen divisi Pinophyta berdasarkan karakteristiknya serta
ciri umum meliputi batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil dan
distribusi seks-nya. Dari kelas Cycadopsida kami mengamati tumbuhan Cycas
rumphii (Pakis haji), dari kelas Gnetopsida kami mengamati Gnetum gnemon
(Melinjo) dan dari kelas Coniferopsida kami mengamati tumbuhan Pinus
merkusii (Pinus).
Pengamatan pertama
yaitu pada Cycas
rumphii (Pakis
haji).
Klasifikasi Cycas rumphii (Pakis haji) :
Regnum : Plantae
Regnum : Plantae
Divisi : Pinophyta
Class :
Cycadopsida
Ordo :
Cycadales
Famili :
Cycadaceae
Genus :
Cycas
Spesies : Cycas rumphii
Berdasarkan pengamatan
pertama pada Cycas
rumphii (Pakis
haji) yang kami amati berkelamin betina, hal ini ditunjukkan dengan strobilusnya berupa
makrosporofil dan adanya megasporofil. Sebagian besar anggota Cycadophyta hidup
di daerah tropis dan subtropics. Pada umumnya anggota Cycadophyta adalah
tanaman yang berukuran besar, Habitus
Cycas rumphii (Pakis haji) pohon hampir mirip dengan palma, dan
berkayu dengan percabangan monopodial, dimana kuncup terminal selalu merupakan
bagian vegetatif dan hanya akan mati kalau terjadi kerusakan. Bentuk penampang batang
Cycas rumphii (Pakis haji) adalah bulat (silindris). Daunnya
termasuk daun majemuk pinatus yang paripinatus hal ini ditunjukkan oleh ujung
daunnya yang bercabang. Tepi daunnya rata (entire), duduk daun/filotaksis
yang dimilikiny adalah roset batang atau roset apikal. berumah dua (dioucieous)
dimana alat kelaminya yakni strobilusnya terpisah antara jantan dan betinanya. Strobilus jantanya
letaknya terminal, sedangkan strobilus betinanya letaknya aksilar. Jumlah makrosporofil dan mikrosporofilnya banyak.
Maskrofilnya terletak aksilar sedangkan mikrosporofil terletak di terminal.
Strobilus betina Cycas rumphii (Pakis haji). Strobilus
jantan Cycas rumphii (Pakis haji).
Berdasarkan pengmatan pada Cycas rumphii (Pakis haji) betina memiliki Megasporofil yang seperti bulu ayam,
tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat. Terdapat ovul sebagai
bakal biji yang jumlahnya delapan.
Berdasarkan referensi, beberapa Cycas rumphii (Pakis haji) yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya,
karena mengandung pati dalam jumlah
yang lumayan. Selain itu, Cycas rumphii (Pakis haji) biasa
ditanam orang sebagai penghias pekarangan rumah.
Pengamatan kedua yaitu pada Pinus merkusii (Pinus).
Klasifikasi Pinus merkusii (Pinus) :
Regnum : Plantae
Regnum : Plantae
Divisi : Pinophyta
Class :
Coniferopsida
Ordo :
Coniferales
Famili :
Coniferaceae
Genus :
Pinus
Spesies : Pinus merkusii
Berdasarkan pengamatan
kedua pada Pinus merkusii (Pinus) yang meupakan spesies yang banyak tumbuh di
daerah dingin. Habitus Pinus merkusii (Pinus) adalah
pohon yang berkayu karena mengandung lignin, umumnya tidak keras dan tidak berwarna hijau dengan satu batang utama. Termasuk pola percabangan monopodial
yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas karena lebih besar dan lebih
panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya. Bentuk
penampang batang tumbuhan ini adalah bulat/silindris ditunjukkan oleh batangnya dari pangkal sampai
ke ujung hampir tidak ada perbedaan,
melainkan memiliki besar yang sama.
Filotaksis/duduk
daun Pinus
merkusii (Pinus)
adalah berbekas/fascicied. Pertulangan daunnya
adalah bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis). Bentuk daunnya adalah jarum yang panjang dengan duduk daun
tersebar. Selain itu Pinus mercusii memiliki
daun dengan tepi daun rata (Entire), terdiri dari daun tunggal
(Folium Simplex) yang terdiri dari
satu helai daun tanpa adanya persendian (artikulasi) pada dasar.
Pinus merkusii (Pinus) termasuk tumbuhan berumah satu (Monoceus)
dimana alat perkembangbiakannya
berupa strobilus jantan dan betina dapat ditemukan dalam satu pohon. Letak strobilus jantannya
terminal sedangkan letak betinanya aksilaris.
Berdasarkan pengamatan, strobilus betina lebih besar
daripada yang jantannya. Memiliki jumlah makrofil banyak letak
melingkar dan jumlah mikrofilnya 6 nodus terletak di terminal dengan posisi
yang tersebar. Pada strobilus betina
terdapat bagian berupa makroklorofil, terdapat sayap yang dilindungi oleh
integumen luar. Sedangkan pada strobilus jantan bentuknya lonjong, kecil dan
berwarna kekuningan berjumlah banyak. Mikrofilnya mudah terbawa angin sehingga
penyerbukan Pinus merkusii (Pinus) dibantu oleh angin yang disebut dengan istilah
anemogami.
Strobilus jantan Pinus
merkusii (Pinus) Strobilus betina Pinus merkusii (Pinus)
Pinus merkusii (Pinus) mempunyai
banyak manfaat buat Manusia sebagai Obat. Pohon
ini banyak dijumpai didaerah yang berbukit dan pegunungan serta sekarang sudah
di tanam sebagai pohon Industri. Pohon pinus yang biasa kita lihat
didaerah pegunungan menghasilkan getah yang sangat berguna. Hasil dari getah
pinus itu bisa menghasilkan minyak terpentin yang mengandung senyawa terpene
yaitu salah satu isomer hidrokarbon tak jenuh dari C10 H163 terutama
monoterpene alfa-pinene dan beta-pinene, terpentin biasanya digunakan sebagai
pelarut untuk mengencerkan cat minyak,bahan campuran vernis yang biasa kita
gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku kimia
lainnya. Aroma terpenting harum seperti minyak kayu putih, karena keharumannya
itu terpentin bisa digunakan untuk bahan pewangi lantai atau pembunuh kuman
yang biasa kita beli, tapi ada lagi kegunaan lain dari terpentin sebagai bahan
baku pembuat parfum, minyak esensial dari getah pinus ini diekstrak sehingga
bisa menghasilkan terpinol yaitu alfa-terpinol merupakan salah satu dari 3
jenis alkohol isomer beraroma harum. Pohon Pinus di anggap produktif kalau
sudah berumur sekitar 10 sampe 15 tahun namun itu masih belum maksimal tapi
sudah bisa di hasilkan getah yang bagus walaupun hasilnya tidak begitu banyak. Karena
untuk mendapatkan getah itu pohon pinus harus di sadap (di coak bagian pohonnya
pake alat khusus).
Pengamatan ketiga yaitu pada Gnetum gnemon (Melinjo).
Klasifikasi Gnetum gnemon (Melinjo) :
Regnum : Plantae
Regnum : Plantae
Divisi : Pinophyta
Class :
Gnetopsida
Ordo :
Gnetales
Famili :
Gnetaceae
Genus :
Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Berdasarkan pengamatan pertama pada Gnetum gnemon (Melinjo) yang kami amati berkelamin
betina, karena tampak dari strobilus yang dihasilkannya. Gnetum
gnemon (Melinjo) merupakan satu-satunya contoh yang diamati dalam kelas Gnetopsida.
Merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan batang yang berkayu serta pola
percabangan monopodial. Daunnya jenis majemuk dengan tepi yang rata atau entire, duduk
daunnya berhadapan serta memiliki pola pertulangan daun yang menyirip (penninervis). Merupakan tumbuhan yang diceous (berumah dua) dimana strobilus jantan dan betina terpisah pada pohon berikutnya,
letak keduanya adalah sama-sama aksilaris. Jumlah mikrosporofil dan makrosporofil banyak
dan berkarang. Dalam satu nodus biasanya terdapat 6 ovul yang
berbentuk oval.
Strobilus jantan Gnetum gnemon (Melinjo) Strobilus betina Gnetum gnemon
(Melinjo)
Habitus bijinya yang terbuka atau lebih
tepatnya sifatnya lebih mendekati tumbuhan berbiji terbuka. Artinya semakin
mendekati sifat tumbuhan berbiji terbuka maka Pinophyta ini sudah semakin maju.
Gnetum gnemon (Melinjo) jarang dibudidayakan secara intensif. Manfaatnya yaitu kayunya dapat dipakai sebagai bahan
papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so
dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran
(misalnya pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang
masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga
sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping..Kulitnya bisa dijadikan abon kulit
melinjo.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan paktikum Taksonomi Phanerogamae mengenai Pinophyta pada beberapa spesimen dan
pembahasan di atas dapat disimpukan :
1. Pinophyta memiliki 3 kelas,
yakni Cycadopsida, Conifeopsida, dan Gnetalopsida
2. Kelas Cycalopsida diwakili
oleh spesies Cycas rumphii dari
familia Cycaceae. Kelas Coniferopsida diwakili yaitu Pinus mercusii. Untuk kelas Gnetalopsida
diwakili oleh Gnetum gnemon.
3. Ciri dari ordo Cycadales adalah memiliki bentuk
seperti paku tiang dengan duduk daun roset.
4. Ciri dari ordo Coniferales adalah
memiliki perubahan bentuk daun serupa jarum seperti pada Pinus
5. Ciri dari Ordo Gnetales
adalah ovulumnya lebih tertutup dari ordo yang lainnya sehingga dikatakan lebih
maju seperti pada Gnetum gnemon.
6. Semakin jauh
kekerabatnnya/kemiripannya dengan tumbuhan paku dan lebih mirip dengan tumbuhan
berbiji tertutup maka dapat dikatakan bahwa tumbuhan tersebut sudah lebih maju
dari yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fitografi
Muspiroh,
Novianti dkk. 2012. Panduan Praktikum Taksonomi Panerogamae. Cirebon:
IAIN Syekh Nurjati.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi
Tumbuhan Tinggi. Malang : UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
http://id.wikipedia.org/wiki/melinjo
(diakkses 23 Maret 2012 pukul 15.00 WIB)
http://en.wikipedia.org/wiki/pakishaji
(diakkses 23 Maret 2012 pukul 15.00 WIB)
http://www.plantamor.com/index.php
(diakses 26 Maret 2012 pukul 20.00 WIB)
LAMPIRAN
a) b) c)
a)
daun majemuk Cycas rumphii (Pakis haji); b) Pinus
merkusii (Pinus);
c) Gnetum gnemon (Melinjo).
d) e)
d)megasporofil dari Cycas rumphii (Pakis haji); e)strobilus
betina dari Gnetum gnemon (Melinjo).
f) g)
f)strobilus
betina dari Pinus merkusii (Pinus); g)strobilus jantan dari Pinus
merkusii (Pinus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar